EMBUN DAN PERASAAN


Tere Liye

Kenapa embun itu indah,
Karena butir airnya tidak menetes
Sekali dia menetes, tidak ada lagi embun

Kenapa purnama itu elok,
Karena bulan balas menatap di angkasa
Sekali dia bergerak, tidak ada lagu purnama

Aduhai, mengapa sunset itu menakjubkan
Karena matahari menggelayut malas di kaki langit
Sekali dia melaju, hanya tersisa gelap dan debur ombak

Mengapa pagi itu menenteramkan dan dingin
Karena kabut mengambang di sekitar
Sekali dia menguap, tidak ada lagi pagi

Di dunia ini,
Duhai, ada banyak sekali momen-momen terbaik
Meski singkat, sekejap,
Yang jika belum terjadi langkah berikutnya
Maka dia akan selalu spesial

Sama dengan kehidupan kita, perasaan kita,
Menyimpan perasaan itu indah
Karena penuh misteri dan menduga
Sekali dia tersampaikan, tidak ada lagi menyimpan

Menunggu seseorang itu elok
Karena kita terus berdiri setia
Sekali dia datang, tidak ada lagi menunggu

Bersabar itu sungguh menakjubkan
Karena kita terus berharap dan berdoa
Sekali masanya tiba, tiada lain kecuali jawaban dan kepastian

Sungguh tidak akan keliru bagi orang2 yang paham
Wahai, tahukah kita kenapa embun itu indah?
Karena butir airnya tidak menetes,
Sekali dia menetes, tidak ada lagi embun.
Masa singkat yang begitu berharga

JARAK 2 HATI




Konon Bunda Teresa memandikan anak gelandangan di tepi sungai Gangga. Ia melihat ada keluarga yang sedang bertengkar, saling berteriak.
Ia berpaling ke murid-muridnya dan bertanya: "Kenapa orang suka saling berteriak kalau sedang marah?" Tanya Bunda Teresa.
Salah satu menjawab: "Karena kehilangan sabar, kita berteriak."
"Tetapi, kenapa harus berteriak pada orang yang ada di sebelahmu? Kan pesannya bisa juga sampai dengan cara halus?" tanya murid-murid saling adu jawaban namun tidak ada satu yang mereka sepakati.
Akhirnya Sang Bunda bertutur: "Bila 2 orang berselisih, hati mereka sangat menjauh. Untuk dapat menempuh jarak yang jauh itu, mereka harus berteriak agar terdengar. Semakin marah, semakin keras teriakan karena jarak ke 2 hati pun semakin jauh."
"Apa yang terjadi saat 2 insan jatuh cinta?" lanjutnya.
"Mereka tidak berteriak 1 sama lain. Mereka berbicara lembut karena hati mereka berdekatan. Jarak antara ke 2 hati tidak ada atau sangat dekat."
Setelah merenung sejenak, ia meneruskan. "Bila mereka semakin saling mencintai, apa yang terjadi? Mereka tidak lagi bicara. Hanya berbisik dan saling mendekat dalam kasih sayang. Akhirnya, mereka bahkan tidak perlu lagi berbisik. Mereka cukup saling memandang. Itu saja. Sedekat itulah 2 insan yang saling mengasihi."
Bunda Teresa memandangi murid-muridnya dan mengingatkan dengan lembut: "Jika terjadi pertengkaran, jangan biarkan hati menjauh. Jangan ucapkan perkataan yang membuat hati kian menjauh. Karena jika kita biarkan, suatu hari jaraknya tidak lagi bisa ditempuh."

Terima kasih Bunda Teresa.

RACIKAN "JAMU JATI KENDI"


1. JAMU: Jaga mulut - Maksudnya, mulut dijaga agar tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Selain itu menjaga agar mulut tidak makan sembarang makanan. Makanlah makanan yang berguna untuk tubuh. Makan secukupnya, sesuai kebutuhan yang proposional.

2. JATI: Jaga hati - Maksudnya, isilah hati dengan perasaan yang positif. Selalu bersyukur terhadap yang sudah dipunyai dan tidak perlu kecewa dengan yang belum ada. Jangan sampai diisi oleh rasa iri, dengki, jahil, cemburu, fitnah, dsb. Harus dibuang.

3. KENDI: Kendalikan diri - Maksudnya, hiduplah normal. Pelihara keharmonisan keluarga. Istirahat cukup. Olahraga cukup. Kendalikan emosi, nafsu, keinginan-keinginan yang bukan kebutuhan, ambisi-ambisi yang tidak terukur.

Nah, silakan dicoba tiap hari dijalani. Saya juga sedang terus menerus belajar membiasakan mengkonsumsi "JAMU JATI KENDI" setiap saat. Tapi percayalah, susah. Perlu semangat dan ikhlas. Semoga bermanfaat.