Suatu hari, Michael yg berumur 3 tahun berharap mendapatkan seorang adik perempuan. Maka ketika bayi di dalam kandungan ibunya dinyatakan perempuan, anak kecil itu sangat gembira. Setiap hari, ia mengelus perut ibunya dan menyanyi untuk adik perempuannya, "You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy, when stars are grey…"
Namun ketika bayi tersebut dilahirkan, terjadi komplikasi. Bayi tersebut berada dalam kondisi kritis. Michael kecil menunggu di rumah, menerka-nerka mengapa ibu dan adik bayinya belum juga tiba di rumah.
Beberapa hari kemudian, dokter memberitahu ibunya bahwa bayinya mungkin tidak akan bertahan lama. Ibunya memutuskan untuk membawa Michael ke ruang ICU dan melihat adik bayi perempuannya sebelum ia meninggal. Ibunya tahu hal itu melanggar aturan ICU, tapi ia harus melakukannya. Ia membawa masuk Michael kecil dan membiarkannya berdiri di samping adik bayinya yang kondisinya memprihatinkan.
Saat itu Kepala Perawat melihat Michael dan berteriak, “Anak-anak dilarang masuk ke sini!”
Tapi sebelum mereka mendorongnya keluar ruangan itu, Michael kecil bernyanyi untuk adik bayinya, "You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy, when stars are grey, you never know dear, how much I love you, please don’t take my sunshine away…"
Dengan segera, bayi itu menjadi tenang. Detak jantungnya yang luar biasa cepat, melambat. Kepala Perawat memperhatikan apa yang terjadi dan berkata, “Anak kecil, apapun yg kau lakukan, lakukanlah terus. Sesuatu sedang terjadi pada bayi itu!”
Michael terus menyanyi bagi adiknya. Dan setiap hari, ia bertambah baik. Hingga ia sembuh total. Karena Michael kecil menggunakan kata-kata penghargaan untuk memberkati adik perempuannya.
Teman, Anda juga dapat menyembuhkan orang lain. Anda memiliki kuasa Tuhan dalam lidah Anda. Gunakan kata-kata Anda untuk memberkati orang lain.
Seorang guru SD memberikan tugas kepada anak murid yang diajarnya untuk mendaftarkan 7 keajaiban dunia yang mereka ketahui saat ini. Tepat sebelum kelas usai siang itu, semua siswa diminta untuk mengumpulkan tugas mereka masing-masing. Seorang gadis kecil yang paling pendiam di kelas itu, mengumpulkan tugasnya paling akhir dengan ragu-ragu. Tapi tidak ada seorangpun yang memperhatikan hal itu.
Malamnya, sang guru mulai menilai hasil tugas siswa-siswanya. Walaupun terdapat sedikit perbedaan, sebagian besar siswa menulis demikian:
7 keajaiban dunia:
1.Piramida;
2.Taj Mahal;
3.Tembok Besar China;
4.Menara Pisa;
5.Kuil Angkor;
6.Menara Eiffel; dan
7.Kuil Parthenon.
Lembar demi lembar memuat hal yang hampir sama. Beberapa perbedaan hanya terdapat pada urutan penulisan daftar tersebut.Tapi guru itu meneruskan penilaiannya sampai lembar yang paling akhir. Di lembar yang paling akhir itu, sang guru terdiam, merenung. Lembar terakhir itu milik si gadis kecil yang pendiam. Isinya seperti ini:
7 keajaiban dunia:
1.Bisa melihat;
2.Bisa mendengar;
3.Bisa menyentuh;
4.Bisa disayangi;
5.Bisa merasakan;
6.Bisa tertawa; dan
7.Bisa mencintai.
Setelah duduk diam beberapa saat, sang guru menutup lembaran-lembaran tugas siswa-siswanya. Kemudian menundukkan kepalanya berdoa. Mengucap syukur buat seorang gadis kecil pendiam di kelasnya, yang hari itu telah mengajarkannya sebuah perkara hebat. Tidak perlu mencari sampai ke ujung bumi untuk menemukan keajaiban, sementara Tuhan sendiri menganugerahkan keajaiban bagi kita setiap saat. Keajaiban itu Tuhan taburkan di sekeliling kita untuk kita miliki. Sedemikian dalam Dia mencintai kita. Lihatlah sekelilingmu hari ini, kepada semua keajaiban yang Tuhan sudah sediakan di sekitarmu, kadang tanpa engkau sendiri sadari.
Bersyukur dan berterimakasihlah untuk semua yang telah kau alami.
Suatu hari seorang anak kecil datang kepada ayahnya dan bertanya: ”Apakah kita bisa hidup tidak berdosa selama hidup kita?“ Ayahnya memandang kepada anak kecil itu dan berkata: ”Tidak, nak…“ Putri kecil ini kemudian memandang ayahnya dan berkata lagi, ”Apakah kita bisa hidup tanpa berdosa dalam setahun?” Ayahnya kembali menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum kepada putrinya. ”Oh ayah, bagaimana kalau 1 bulan, apakah kita bisa hidup tanpa melakukan kesalahan?” Ayahnya tertawa… ”Mungkin tidak bisa juga, nak.”
”O.K. ayah, ini yang terakhir kali… Apakah kita bisa hidup tidak berdosa dalam 1 jam saja?” Akhirnya ayahnya mengangguk. “Kemungkinan besar, bisa nak.” Anak ini tersenyum lega. ”Jika demikian, aku akan hidup benar dari jam ke jam, ayah… Lebih mudah menjalaninya, dan aku akan menjaganya dari jam ke jam, sehingga aku dapat hidup dengan benar.“
Pernyataan ini mengandung kebenaran sejati. Marilah kita hidup dari waktu ke waktu, dengan memperhatikan cara kita menjalani hidup ini. Dari latihan yang paling kecil dan sederhana sekalipun. Akan menjadikan kita terbiasa. Dan apa yang sudah biasa kita lakukan akan menjadi sifat. Dan sifat akan berubah jadi karakter.
Hiduplah 1 jam tanpa tanpa kemarahan, tanpa niat yang jahat, tanpa pikiran negatif, tanpa menjelekkan orang, tanpa keserakahan, tanpa pemborosan, tanpa kesombongan, tanpa kebohongan, tanpa kepalsuan. Lalu ulangi lagi untuk 1 jam berikutnya.
Hiduplah 1 jam dengan kasih sayang kepada sesama, dengan damai, dengan kesabaran, dengan kelemahlembutan, dengan kemurahan hati, dengan kerendahan hati, dengan ketulusan. Dan mulailah dari jam ini, pagi ini, hari ini.
Satu jam yang sederhana, tapi sangat mungkin akan berarti bagi perjalanan 10 tahun ke depan, bahkan mungkin sampai akhir hayat!
Priya menikah dengan Hitesh. Pada pesta pernikahan, ibu Priya memberinya sebuah buku tabungan. Di dalamnya berisi tabungan sejumlah Rs.1000 (Rp 246.000).
Dia berkata, “Priya, terimalah buku tabungan ini. Gunakan sebagai buku catatan dari kehidupan pernikahanmu. Jika ada satu peristiwa bahagia atau yang bisa dikenang, masukkan sejumlah uang tabungan di dalamnya. Tulis kejadian yang kamu alami di baris catatan yang ada di sampingnya. Semakin besar kenangan terhadap peristiwa itu, masukkan uang tabungan yang lebih besar. Ibu sudah melakukan di awal pernikahanmu ini. Lakukan selanjutnya bersama Hitesh. Saat kamu melihat kembali tahun-tahun yang telah berlalu, kamu akan mengetahui betapa bahagianya kehidupan pernikahan yang kamu miliki.”
Priya memberitahukan hal ini kepada Hitesh setelah pesta usai. Mereka berdua setuju bahwa ini adalah ide yang sangat bagus dan mereka tidak sabar menanti saatnya untuk memasukkan tambahan uang tabungan ke dalam buku itu.
Ini yang mereka lakukan setelah beberapa waktu:
- 7 Feb: Rs 100 (Rp 24.600), perayaan ultah pertama untuk Hitesh setelah menikah.
Akan tetapi setelah beberapa tahun berlalu, mereka mulai beradu pendapat dan bertengkar untuk hal-hal yang sepele. Mereka saling diam. Mereka menyesal telah menikahi orang yang paling buruk di dunia … tidak ada lagi cinta … sesuatu yang sangat tipikal di masa ini.
Suatu hari Priya berkata pada ibunya, “Ibu, kami tidak bisa bertahan lagi. Kami setuju untuk bercerai. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana saya telah memutuskan menikah dengan orang ini!”
Ibunya menjawab, “Baiklah, apa pun yang kamu ingin kerjakan kalau sudah tidak bisa bertahan. Tetapi sebelum kamu melangkah lebih jauh, tolong lakukan hal ini. Ingat buku tabungan yang ibu berikan saat pesta pernikahan kalian? Ambil semua uangnya dan belanjakan sampai habis. Kamu tidak bisa terus menyimpan catatan di buku tabungan itu untuk sebuah pernikahan yang buruk.”
Priya berpikir bahwa itu benar. Jadi dia pergi ke bank, menunggu di antrian dan berencana menutup buku tabungan itu. Ketika menunggu, dia melihat catatan yang ada di buku tabungan di tangannya. Dia melihat, melihat, dan melihat. Kemudian ingatan akan semua kebahagiaan dan sukacita di masa-masa yang telah lewat muncul kembali di pikirannya. Air mata menggenang dan berurai di pipinya. Kemudian dia bergegas meninggalkan bank dan pulang.
Ketika sampai di rumah, Priya memberikan buku tabungan itu pada Hitesh, dan memintanya untuk memasukkan sejumlah uang ke tabungan itu sebelum mereka bercerai.
Hari esoknya, Hitesh mengembalikan buku tabungan itu pada Priya. Dia menemukan tambahan tabungan sebesar Rs 5000 (Rp 1.230.000) dengan catatan di dalam buku tabungan: ‘Ini adalah hari dimana saya menyadari betapa saya mencintaimu sepanjang tahun-tahun yang telah kita lewati. Betapa besar kebahagiaan yang telah kamu bawa untukku.” Mereka berdua berpelukan dan menangis, dan meletakkan buku tabungan itu kembali di tempat semula.
Anda tahu berapa uang yang terkumpul saat mereka pensiun? Saya tidak bertanya pada mereka. Saya percaya uang bukan masalah lagi setelah mereka berhasil melalui tahun-tahun yang indah di sepanjang kehidupan pernikahan mereka.
“Saat engkau jatuh, jangan melihat tempat di mana kamu jatuh, tetapi lihatlah tempat di mana kamu mulanya tergelincir.“