Anak pertama: pohon pir itu tampak sangat jelek dan batangnya bengkok.
Anak kedua: pohon itu dipenuhi kuncup-kuncup hijau yang menjanjikan.
Anak ketiga: pohon itu dipenuhi dengan bunga-bunga yang menebarkan bau harum.
Anak keempat: ia tidak setuju dengan saudaranya, ia berkata bahwa pohon itu penuh dengan buah yang matang dan ranum.
Kemudian sang ayah berkata: “Kalian semua benar, hanya saja kalian melihat di waktu yang berbeda. Mulai sekarang jangan pernah menilai kehidupan hanya berdasarkan satu masa yang sulit. Ketika kamu sedang mengalami masa-masa sulit, segalanya terlihat tidak menjanjikan, banyak kegagalan dan kekecewaan, jangan cepat menyalahkan diri dan orang lain, bahkan berkata bahwa kamu tidak mampu, bodoh dan bernasib sial.”
Ingatlah, kamu berharga di mata TUHAN dan tidak ada istilah "nasib sial" bagi orang percaya! Kerjakan yang menjadi bagianmu dan percayalah, TUHAN akan mengerjakan bagian-Nya. Jika kamu tidak bersabar ketika berada di musim dingin, maka kamu akan kehilangan musim semi dan musim panas yang menjanjikan harapan. Dan kamu tidak akan menuai hasil di musim gugur.