LEBIH BERBAHAGIA MEMBERI DARIPADA MENERIMA


Suatu sore, seorang anak  berjalan bersama ayahnya. Ketika mereka melihat sepasang sepatu butut di tepi jalan. Mereka yakin sepatu tersebut milik seorang pekerja rendahan yang bekerja di hutan.

Sang anak berpaling pada ayahnya seraya berkata, "Mari kita sembunyikan sepatunya, lalu kita bersembunyi dibalik semak-semak dan melihat apa yang terjadi kemudian."

Ayah itu menjawab, "Nak, kita tidak seharusnya bersenang-senang dengan mengorbankan orang miskin. Engkau dapat melakukan sesuatu yang lebih baik dan itu akan mendatangkan kesenangan besar dalam dirimu. Caranya adalah memasukkan uang ke dalam kedua sepatu bututnya. Setelah itu kita bersembunyi untuk melihat reaksi orang tersebut."

Anak itu pun melakukan apa yang dikatakan ayahnya,
lalu mereka bersembunyi di balik semak-semak.

Tak lama kemudian, si empunya sepatu keluar dari hutan dan bergegas mengambil sepatunya. Ketika memasukkan salah satu kakinya, ia merasakan ada benda yang mengganjal. Ia pun merogoh ke dalam sepatu. Ia nampak terkejut dan terheran karena ada uang dalam sepatunya. Ia memegang sambil menatap uang tersebut, lalu melihat ke sekeliling apakah ada orang di sekitarnya. Tapi ia tidak melihat seorangpun di sana.
Lalu ia memasukkan uang tersebut ke kantongnya, sambil memasang sepatu lainnya. Tapi lagi-lagi ia terkejut karena ada uang dalam sepatunya yang satu lagi. Perasaan haru menguasainya, ia jatuh tersungkur dan menengadah ke atas.

Doa ucapan syukur terdengar jelas dari mulutnya. Ia berbicara mengenai istrinya yang sakit, serta anaknya yang kelaparan karena tak ad
a uang. Ia bersyukur atas kemurahan yang Tuhan berikan melalui orang yang ia tidak ketahui.

Melihat hal itu, sang anak meneteskan air mata. Ia berpaling pada ayahnya seraya berkata, "Ayah, kau telah memberiku pelajaran yang tak kan ku lupakan. Kini aku mengerti bahwa lebih berbahagia memberi daripada menerima."

No comments:

Post a Comment