Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta.
Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang.
Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan.
Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan.
Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran.
Semua itu haruslah berasal dari hati Anda. Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula.
Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak Anda, namun juga betapa lembut hati Anda dalam menjalani segala sesuatunya.
Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat. Atau, membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis. Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada Anda.
Mulailah dengan melembutkan hati sebelum memberikannya pada keberhasilan Anda.
Jalan yang mulus dan lurus tidak akan pernah menghasilkan pengemudi yang hebat.
Laut yang tenang tidak akan menghasilkan pelaut yang tangguh.
Langit yang cerah tidak akan menghasilkan pilot yang handal.
Hidup yang tidak ada masalah tidak akan membuat orang menjadi kuat.
Karena itu…
Jadilah orang yang handal dan tahan uji dalam menerima berbagai tantangan hidupmu. Jalan hidup yang berbelok dan tidak mulus, gelombang-gelombang persoalan yang menghantam, langit yang kelam dan penuh awan badai, semua ini membuat kita menjadi pribadi yang handal dan tahan uji dalam menjalani hidup ini...
Emi Kiyosaki, saudara perempuan Robert T. Kiyosaki (penulis buku “Rich Dad, Poor Dad” yang terkenal itu) adalah seorang aktivis yang sering menemani para pasien yang tengah menunggu ajalnya.
Dari kegiatannya ini, Emy Kiyosaki menemukan bahwa penyesalan terbesar yang dialami manusia bukanlah penyesalan akan apa yang telah ia lakukan. Tetapi, penyesalan atas apa yang tidak dilakukan.
Ketika diberi amanah bekerja di perusahaan, banyak yang tidak memberikan kontribusi terbaik. Bekerja seadanya, yang penting gajian setiap bulan. “Saat aku diberi pekerjaan menantang oleh perusahaanku, aku malah menghindar, andai kesempatan itu dulu aku ambil maka kehidupanku tidak akan seperti ini jadinya".
Ada juga yang menyesal, “Ketika kesempatan itu datang, aku takut untuk mengambilnya. Aku terlalu kerdil.” Ya, memang banyak orang yang menyadari bahwa kesempatan yang sama jarang datang dua kali. Tapi sayang, kesadaran itu muncul justru saat mereka telah tua.
“Ketika orang-orang yang mencintaiku, pasangan hidupku, anak-anakku meminta perhatianku, aku begitu sibuk dengan diriku dan keberhasilanku sendiri, hingga akhirnya aku menyadari, aku telah kehilangan cinta mereka. Hidupku terasa kering. Bahkan aku tak lagi bisa menemukan makna kehadiran diriku di dunia ini.”
Begitu juga ada yang menyesal tentang hubungannya dengan orang tua. “Saat aku diberi kesempatan merawat orang tuaku, aku malah menyianyiakannya. Aku justru lebih banyak mengeluh, perhatianku tidak 100% kepada mereka. Bahkan kata-kataku sering menyakiti mereka. Saat orang tuaku meninggal, aku baru menyadari bahwa aku telah menjadi anak yang tidak tahu diri.”
Saya berharap, Anda dan saya tidak termasuk orang yang menyesal saat ajal menjemput.
Jika Anda benar, maka Anda tidak perlu marah.
Dan jika Anda salah, maka Anda tidak layak marah.
Sabar dengan keluarga, itu namanya cinta.
Sabar dengan orang lain, itu namanya respek.
Sabar dengan diri sendiri, itulah kepercayaan diri.
Jangan berpikir terlalu keras mengenai masa lalu, hal itu membawa air mata.
Jangan pula berpikir terlalu banyak mengenai masa depan, hal itu membawa ketakutan.
Hiduplah saat ini dengan senyuman, hal itu akan membawa sukacita.
Setiap cobaan dalam hidup kita bisa membuat kita lebih terpuruk atau lebih baik.
Setiap masalah datang untuk membuat kita lebih berprestasi atau hancur sama sekali.
Pilihan ada di tangan kita, untuk menjadi seorang pecundang atau pemenang.
Temukan hati yang indah/tulus, bukan wajah yang rupawan.
Hal-hal yang indah tidak selalu baik, namun hal-hal yang baik selalu indah.
Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur: Pertama, kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah kita telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik, tapi Anda masih merasa kurang. Pikiran Anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi.
Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik pasangan dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan. Seorang pengarang pernah mengatakan, “Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi.” Ini perwujudan rasa syukur.
Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membandingbandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, lebih sukses, dan lebih kaya dari kita. Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri. Tetapi yakinlah, setelah Anda hampiri lebih dekat, rumput tetangga yang hijau itu ternyata juga memiliki rumput dan alang-alang coklat yang kering dan tanah kering yang tidak subur. Jadi semua sama saja, sama seperti manusia yang tak sempurna, kehidupan juga tidak pernah seratus persen bahagia.
Bersyukurlah bahwa Anda belum siap memiliki segala sesuatu yang Anda inginkan. Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan? Anda tak selalu mendapatkan apa yang Anda sukai, oleh karena itu sukai apapun yang Anda dapatkan…
Jika sebuah telur dipecahkan oleh kekuatan dari luar,
maka kehidupan di dalam telur akan berakhir
Tapi, jika sebuah telur dipecahkan oleh kekuatan dari dalam,
maka kehidupan baru telah lahir
Hal-hal besar selalu dimulai dari dalam
Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa…
Langit itu selalu biru
Bunga selalu mekar
Mentari selalu bersinar
Tapi ketahuilah bahwa
Dia selalu memberi…
Pelangi di setiap badai
Senyum di setiap air mata
Berkat di setiap cobaan
Jawaban di setiap doa
Jangan pernah menyerah sahabat.
Terus berjuanglah!
“Life is so beautiful"
Hidup bukanlah suatu tujuan,
melainkan perjalanan, maka nikmatilah
Hidup adalah tantangan, hadapilah
Hidup adalah anugerah, terimalah
Hidup adalah pertandingan, menangkanlah
Hidup adalah tugas, selesaikanlah
Hidup adalah cita-cita, capailah
Hidup adalah misteri, singkapkanlah
Hidup adalah kesempatan, ambillah
Hidup adalah lagu, nyanyikanlah
Hidup adalah janji, penuhilah
Hidup adalah keindahan, bersyukurlah
Hidup adalah teka-teki, pecahkanlah
Satu hal yang membuat kita bahagia adalah CINTA
Satu hal yang membuat kita dewasa adalah MASALAH
Satu hal yang membuat kita hancur adalah PUTUS ASA
Satu hal yang membuat kita maju adalah USAHA
Satu hal yang membuat kita kuat adalah DOA