TIDAK ADA YANG KEKAL




“Sekali peristiwa seorang penggembara mencari penginapan di sebuah desa.” Dijumpainya seorang yang kaya raya. Ketika perjalanannya melewati kebun anggur dia bertanya, “Maafkan saya tuan, perkenankanlah kiranya tuan mengijinkan saya untuk menginap di rumah tuan semalam saja.”

Si Tuan kebun anggur menjawab dengan kasar dan sombongnya, “Memangnya rumah saya itu hotel, apa? Sudah pergi sana, cari yang lain, saya sibuk dengan pekerjaan saya.” Si penggembara dengan sopannya menegur sang tuan kebun anggur, “Maafkanlah saya tuan, sebelum saya pergi, perkenankanlah saya untuk bertanya.”

“Kamu mau tanya apa?” jawab Si Tuan kebun anggur. Si penggembara, bertanya, “Yang merawat kebun dan yang membangun rumah tuan siapa?” “Oh, semuanya itu adalah warisan dari orang tuaku”, jawabnya dengan suara menggelegar.

“Maafkanlah saya untuk bertanya lagi tuan. Apakah kelak tuan juga akan mewariskannya juga?” “Oh tentu, pastinya semua orang itu tahu akan hal itu. Saya akan mewariskan pada anak-anak saya, kalau suatu saat saya akan meninggal, jawab si tuan kebun anggur. Si penggembara menjawab: “Maafkanlah saya, jika tuan mendengarkan pesan saya. Jika demikian tuan sama seperti saya, tidak memiliki apa-apa. Kita berdua adalah orang asing di dunia ini yang hanya singgah menginap. Demikian juga rumah itu, tidak dapat kita miliki.”


Amsal 27:24 – “Karena harta benda tidaklah abadi. Apakah mahkota tetap turun temurun?”

No comments:

Post a Comment