Hidup ini bagaikan cuaca, dapat diramal, tetapi sering mendapatkan hasil yang tak terduga. Hal ini terjadi juga dengan George yang pagi itu pamit kepada ibunya untuk ke dokter spesialis tulang. Ia sangat terkejut serta duduk terkulai lemas saat dokter mengatakan bahwa usianya tinggal 1 bulan lagi. Dengan berlinang air mata ia melangkah pulang untuk memberitahukan ibunya yang tinggal seorang diri di rumah.
Dalam perjalanan pulang, sayup-sayup terdengar penggalan lagu “Que sera sera whatever will be will be. The future’s not ours to see. Que sera sera...”
Malam harinya dengan ketakutan yang amat sangat, ia melakukan doa penyerahan diri sebagai berikut: “Tuhan, berilah kekuatan untuk saya mengubah apa yang dapat saya ubah, berilah saya kepasrahan untuk menerima apa yang tidak dapat saya ubah, berilah saya kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaan antara keduanya. Dan yang terakhir Tuhan, biarlah kehendak-Mu yang jadi.”
Karena George sudah mengetahui bahwa usianya tinggal 1 bulan lagi, maka keesokan harinya ia mendaftarkan diri sebagai tentara terdepan untuk berperang bagi negaranya yang saat itu sedang berperang dengan negara lain. Tidak ada rasa takut sama sekali dalam diri George, ia mengeluarkan segala kekuatan dan kepandaiannya dalam berperang, karena ia berpikir bila ia tertembak mati, maka itu jauh lebih baik bagi dirinya, keluarga maupun negaranya.
Tanpa terasa peperangan berlangsung selama kurang lebih 7 bulan, dimana akhirnya mereka dapat mengusir semua musuh-musuh mereka, dan si George mendapatkan bintang kehormatan atas keberaniannya di medan perang. Dan lebih daripada itu, ia masih hidup.
Moral dari cerita di atas:
1. Selama kita masih bernapas, jangan pernah berhenti untuk terus berharap dan berusaha.
2. Lakukanlah segala tugas ataupun pekerjaan kita sebaik mungkin, seolah-olah waktu kita hanya untuk hari ini saja.
3. Setiap detik yang terlewati selalu menyimpan berbagai peluang. Bila kita tidak memanfaatkannya, maka harapan kesuksesan akan meninggalkan kita dengan air mata kegagalan.
4. Jangan pernah putus asa, sekalipun orang lain sudah memvonis kita.
5. Selalu andalkan Tuhan untuk mengatur perjalanan hidup kita ke depan.
No comments:
Post a Comment