CLEANING SERVICE



Erizeli Jely Bandaro - Seorang teman yang berprofesi sebagai konsultan SDM bercerita kepada saya bahwa dia sangat terkejut ketika dia mengajukan nama yang pantas mendapatkan penghargaan dari perusahaan tetapi pemimpin perusahaan menolak nama-nama yang dia ajukan, padahal dalam daftar tersebut adalah nama para pemimpin perusahaan dan kemudian para manager yang berprestasi di bidang pemasaran dan produksi.
"Lantas siapa yang pantas mendapatkan penghargaan?" Tanya saya. Teman itu tersenyum. Yang berhak adalah cleaning service. Dalam acara gala dinner pemberian penghargaan, pemimpin perusahaan mengatakan bahwa begitu banyak pretasi yang dicapai perusahaan dari tahun ke tahun, namun itu hanya prestasi yang dapat naik dan dapat juga turun. Tapi ada nilai-nilai perusahaan yang juga nilai kepemimpinan organisasi yang tak pernah turun, yaitu menghargai peran kecil orang lain.
Dapatkah dibayangkan bila salah satu mitra strategis perusahaan tergelincir di toilet hanya karena cleaning service tidak bekerja dengan benar. Ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Tapi peran kecil yang strategis itu tidak pernah kita lihat. Kita sibuk menepuk dada dengan segala keberhasilan kita dan pada waktu bersamaan kita merendahkan diri kita sendiri. Cleaning service itu pantas disebut sebagai pahlawan bagi perusahaan.
Walau penghormatan diberikan kepada clearning service secara seremonial namun pahlawan sesungguhnya adalah pemimpin itu sendiri. Karena dia bisa mengalahkan dirinya sendiri untuk tidak ingin dipuji dan dihormati. Pemimpin itu telah memberikan teladan kepada semua bawahannya bahwa ketika prestasi dicapai, maka yang pertama dilakukan adalah mengingat siapa yang terlupakan dan pantas mendapatkan penghargaan. Bukannya berlomba tampil di depan untuk dipuji dan membanggakan diri.
Kebanggaan diri hanya akan membuat orang sombong. Kadang karena kesombongan itulah potensi terpendam orang menjadi hilang begitu saja. Prestasi hanya mungkin terukir oleh motivasi tanpa mengharapkan pujian, tapi berbuat untuk kepentingan orang lain. Ketika kepentingan orang lain dibela, maka pada waktu bersamaan seseorang menjadi bernilai. Inilah yang disebut dengan dedikasi atau pengabdian terhadap tugas. Tak semua orang menjadi pemimpin, harus ada yang jadi bawahan atau yang bekerja di toilet, namun dimanapun ia berada, ia seharusnya menjadi sebaik-baiknya dirinya untuk orang lain.

No comments:

Post a Comment