Steven Susanto - Dalam rangka The World Autism Awareness Month, Tabloid NYATA mengunjungi rumah kami untuk mewawancarai saya & suami saya (Steven Susanto) tentang anak-anak kami yang semuanya autis. Secara khusus saya menekankan pentingnya kita mengubah cara pandang kita agar kita bisa membalikkan keadaan dari nestapa berkepanjangan ke hidup penuh sukacita dan rasa syukur. Memang yang tersulit tatkala kita dipercaya oleh Tuhan untuk mengasuh, membesarkan, dan mengembangkan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah menerima mereka sebagai berkat Tuhan, bukan sebagai bencana. Mata kita telah sedemikian terlatih untuk melihat segalanya dari sisi negatifnya, termasuk sewaktu Tuhan menganugerahkan kita anak manusia yang tidak memiliki kemampuan seperti anak manusia lainnya. Kita kecewa & marah pada Tuhan karena anak kita tidak senormal anak normal. Kita lupa segalanya memiliki dua sisi: positif & negatif, dan selama perhatian kita terpusat pada sisi negatifnya, semua segi positif yang dimiliki ABK kita jadi terlupakan.
Kekecewaan kita pada Tuhan membuat kita alpa, luput mengamati banyak sekali hal positif yang muncul dalam hidup kita setelah kita ditunjuk oleh Tuhan untuk membesarkan anak-anak Tuhan. Kita lupa diri bahwa kita yang diatur Tuhan, bukan kita yang mengatur Tuhan. Jangan lupakan kodrat kita sebagai manusia, ciptaan-Nya, yang diciptakan untuk menunaikan misi kita di bumi ini, termasuk misi untuk membesarkan anak autis kita. Jangan menentang apalagi menantang dengan tidak menerima pemberian-Nya. Terimalah kehadiran buah hati kita dengan sepenuh hati, tanpa menggerutu sama sekali. Penerimaan kita atas pemberian-Nya dengan rasa bersyukur akan menyibak banyak sekali karunia Ilahi yang selama ini kita abaikan. Karunia pertama adalah kemampuan kita untuk menikmati indahnya hidup setelah kita mengubah sikap pandang kita. Kita tidak lagi melihat anak kita sebagai petaka hidup, tetapi sebagai pahala. ABK kita adalah sumber sukacita; setiap kali kita melihatnya, kita tersenyum bahagia. Hidup kita akan berubah total. Waktu berlalu seolah sedemikian cepat, karena kita senantiasa berbahagia.
Kebahagiaan itulah yang kami rasakan setelah kami bisa mengubah cara pandang kami. Kini kami bisa melihat peluang dan segala rencana Tuhan yang indah nian yang disediakan-Nya untuk mereka yang membesarkan ABK yang dititipkan-Nya pada kita. Mata kita tidak lagi lamur seperti waktu kita terbenam dalam kesenduan & kenestapaan. Yang dulu tidak terlihat sekarang jadi tampak jelas. James & John, kedua anak kami yang autis, kini tampil ceria dengan penuh kejenakaan yang membuat kami tersipu & tersenyum. Mereka pun menjadi berubah dengan cepat: membaik dari segala aspek, termasuk cara berpikirnya. Setiap hari kami dibuat terperanga oleh “miracles” yang mereka peragakan dari waktu ke waktu. Kami pun jadi berubah: tubuh kami kian sehat, wajah kami pun lebih ceria, dan yang paling luar biasa adalah kami berdua bertransformasi secara drastis, karena Tuhan memampukan kami. Inilah hadiah dari Tuhan bila kita menerima apa pun yang disabdakan-Nya tanpa penolakan & bantahan. Pesan saya pada semua fellow parents: Terimalah ABK yang diberikan Sang Khalik pada kita dengan penuh syukur, sehingga kita bisa memutar arah hidup kita dari derita yang meletihkan menjadi sukacita yang membahagiakan.
http://
No comments:
Post a Comment