keluarga.com - Kebanyakan orang percaya pornografi itu tidak berbahaya. Tetapi, inilah beberapa hal yang seorang ayah inginkan agar anak lelakinya ketahui.
Anakku terkasih,
Engkau memiliki smartphone sendiri, dan juga bisa menggunakan komputer keluarga. Ayah tahu engkau lebih ahli memakai alat-alat itu daripada ayah. Bagimu, untuk mencari tahu sesuatu bukanlah hal yang sulit, engkau hanya perlu ke Google dan menemukan ribuan situs yang akan memberi tahu apa pun yang engkau inginkan. Tetapi ada beberapa hal yang Google tidak dapat katakan; seperti apakah Stephanie benar-benar menyukaimu atau tidak, juga tidak bisa mengatakan apakah engkau perlu mencoba untuk masuk tim sepak bola ataupun tim berenang.
Salah satu hal lain yang Google tidak dapat jelaskan padamu adalah tentang pornografi. Ayah menyadari dalam era informasi saat ini engkau mungkin sudah pernah melihat pornografi (atau setidaknya teman-temanmu telah menunjukkannya). Ayah juga menyadari bahwa sebaik apa pun upaya-upaya ayah tidak dapat melindungimu dari internet. Betapapun kerasnya engkau menghindarinya, engkau pasti akan melihatnya juga.
Jadi daripada berpura-pura bahwa engkau tidak pernah melihatnya, ayah ingin berbicara padamu ketika engkau melihatnya.
1. Biarlah ayah menjelaskan alasan bahwa pornografi menjadi bisnis yang bernilai multi-jutaan dolar. Banyak pria melihatnya karena hal itu memberi rangsangan dan menarik. Sebagai seorang anak remaja engkau pun tertarik. Jangan merasa malu dengan hal itu ketika melihat dan menyukainya. Itu hal yang lumrah dan manusiawi.
2. Jangan biarkan rangsangan itu menguasaimu. Itu semua kepalsuan belaka. Ada alasannya memanggil/menggunakan orang-orang di video sebagai aktor-aktor karena mereka memperagakannya. Kegiatan seks sesungguhnya tidak seperti yang engkau lihat. Tidak sekeras, seliar dan sevulgar itu. Dan tidak seharusnya dengan cara seperti itu. Pornografi dibuat untuk pria dengan maksud untuk mempertontonkan fantasi-fantasi pria. Dengan demikian video-video dibuat untuk menggoda para pria. Tetapi kegiatan seks tidak hanya untuk pria. Itu juga untuk wanita. Dan jika engkau mengukur kehidupan seksmu dengan apa yang engkau lihat dalam video, engkau akan kecewa karena semua itu bukanlah milikmu. Janganlah menjadi lelaki yang hanya mementingkan dan memuaskan diri semata. Istrimu juga menyukai kegiatan seks jika engkau menjalankannya dengan benar dan bila engkau terfokus padanya pula. Dan bila kalian berdua menikmatinya, hal ini akan menjadi lebih baik daripada engkau melihat secara online.
3. Jika engkau suka melihat apa yang ada di video tidak berarti engkau menginginkan hal yang sama dalam kehidupan nyata. Ingatlah, mereka yang bermain dalam video adalah para aktor. Mereka harus tampak hebat saat memerankannya, itulah yang dijual di video. Hindari apa yang engkau tonton yang hanya mengarahkanmu apa yang harus engkau dan istrimu lakukan. Itu hanya antara engkau atau istrimu yang memutuskannya.
4. Pornografi dapat menghancurkan manusia. Ayah sungguh mengetahui. Berjuta-juta pria melihat pornografi dan tidak semua amoral. Dan ayah tahu kebanyakan dari laki-laki yang melihat pornografi adalah warga biasa yang produktif. Meskipun demikian, pornografi sesungguhnya menghancurkan manusia. Hal ini menciptakan harapan-harapan kosong yang menyebabkan ketidakpuasan secara seksual, demikian pula bagi istrimu. Engkau akan digoda untuk meninggalkan hubungan erat dengannya atau engkau akan diusir karena membuat istrimu tidak bahagia.
Ayah senang dapat berbicara denganmu. Dan ayah akan merasa lebih senang lagi jika kamu mau bertanya tentang apa pun daripada engkau bertanya pada Google. Ayah tidak sempurna, atau memiliki jawaban dari semua pertanyaanmu. Tetapi ayah bersedia membahasnya denganmu dan menemukan jawabannya bersama-sama.
Dengah penuh kasih,
Ayah
---
Artikel ini diterjemahkan oleh Steffi Subandriyo dari artikel asli berjudul "Dear Son, what I wish you know about porn" oleh Aaron Anderson, seorang terapis dan pemilik dari The Marriage and Family Clinic di Denver, Colorado. Dia seorang penulis, pembicara dan ahli komunikasi.
http://keluarga.com/
Tandai FotoTambahkan Lo
No comments:
Post a Comment